Photobucket

2011-01-22

Iwan Fals Lirik

IBU

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Senandung lirih lirik

Yang pernah ku taklukan
Kau... kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi

Kau... wanita terhebat
Yang pernah memeluku
Kau... kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi

Helai udara di sekitarku
Senandung lirih... namamu
Tiap sudut kota yang kau datangi
Senandung lirih... namamu

Kau... wanita termegah
Yang pernah kudapatkan
Kau... kemana kau pergi
Kemana kau pergi

Semoga kau temukan
Apa yang kau cari
Yang tak kau dapatkan
Dari aku

Helai udara disekitarku
Senandung lirih... namamu
Kemanapun kau akan melangkah
Aku yang slalu mengenangmu
Kemanapun kau akan melangkah
Aku yang slalu mengenangmu

Lai... lai... lai...
Lai... lai... lai... Ooo... 

Yang tercinta lirik

Tidurlah dalam pelukanku
Lelaplah dalam mimpi indah
Biarkanlah sejenak saja
Berlalu semua luka luka

Tenanglah tenanglah
Hapuskan semua duka derita
Tenanglah sayangku
Pasti kan ada hari yang indah

Andaikan masih ada resah
Eratkan lagi dekapanmu
Dan sekali lagi kau cobalah
Meski lelah hati yang ada
Tenanglah sabarlah
Pasti kan ada hari yang indah
Dekatlah sayangku
Hapuskan semua duka derita

Biar
Kita menipu diri dengan hangatnya cinta
Oh biar
Lupakan sementara semua duka terasa

Tidurlah
Tenanglah

Tidurlah
Tenanglah
 

Lagu Tiga Lirik

Aku tunggu kamu di tempat ini
Di puncak bukit yang sepi dan dingin
Aku percaya kamu pasti sampai
Rasa dan akal sehatku mengatakan itu
Saudaraku

Singkatnya hari yang kita punya
Begitu banyak memberi makna
Sudah saatnya aku kembali
Sudah waktunya kamu mulai
Saudaraku

Disini
Aku sendiri
Datanglah

Bukit yang sepi
Bukit yang dingin
Tak kan membuatmu tersiksa
Saudaraku
Aku percaya

Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku

Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku 
 

Bangunlah Putra Putri Ibu Pertiwi

Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
Kuat jarimu kalau mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkeramanmu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu-malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh kharisma
Pulau pulau yang berpencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh…..
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
 

Puisi Gelap Lirik

Langit gelap
Jutaan gagak memenuhi langit
Datang dari goa-goa yang gelap dan lembab
Dari padang yang kering tandus

Merentang sayap berputar-putar mengerikan
Suaranya melengking menyayat
Amarah yang terpendam, amarah tertahan
Gentayangan bagai mayat bangun dari kuburan

Karena mereka pun tak mau menerima
Gerhana matahari, gerhana hidup
Mereka menutupi cahaya matahari
Memakan bangkai dari apa saja yang tersisa

Hinggap diatas lawan, diatas rumah
Didahan-dahan pohon yang mati kering
Mengintai mangsa, menanti bangkai temannya
Sendiri yang mati kelaparan

Bau bangkai menyengat dimana-mana
Saling menerkam diantara mereka sendiri
Sekedar bertahan dari kematian
yang segera datang menjemput

Tak ada cahaya matahari
Tak ada kehidupan
Tak ada apa-apa
Hanya ada ketegangan dan keganasan

Ketegangan yang mengandung bencana
Gagak terus berputar semakin gamang
Marah pada apa
Marah pada siapa

Marah pada marah yang tak terlampiaskan
Sampai pada saatnya nanti
Mereka jatuh terkapar dan mati
Tapi dimana cahaya kehidupan

Tak ada yang lain
Hanya ada jutaan bangkai gagak
Berserakan berbau amis dan busuk
Aah..bau busuk kehidupan

Menyusup menebar kesudut-sudut kota
Dan kita menghisapnya

Aku Disini Lirik

Mengantuk perempuan setengah baya
Di bak terbuka mobil sayuran
Jam tiga pagi itu
Tangannya terangkat saat sorot lampu
Mobilku menyilaukan matanya
Aku ingat ibuku . . . . . . .
Aku ingat istri dan anak perempuanku
Separo jalan menuju rumah
Sa'at lampu menyala merah
Di depan terminal bis kota
Yang masih sepi
Aku melihat seorang pelacur
Tertidur mungkin letih atau mabuk
Aku ingat ibuku . . . . . . . .
Aku ingat istri dan anak perempuanku
Di bawah temaram sinar merkuri
Bocah telanjang dada bermain bola
Oh . . . . . . . . . . pagi yang gelap
Kau sudutkan aku
Suara kaset dalam mobil aku matikan
Jendela kubuka
Angin pagi dan nyanyian sekelompok
Anak muda mengusik ingatanku
Aku ingat mimpiku
Aku ingat harapan yang semakin hari
Semakin panjang tak berujung
Perempuan setengah baya
Pelacur yang tertidur
Bocah-bocah bermain bola
Anak muda yang bernyanyi
Sebentar lagi ayam jantan kabarkan pagi
Hari-harimu menagih janji
Aku disini . . . . . . ya . . .  aku disini
Ingat ibu istri dan anak- anaku
 
 

Mungkin Lirik

Di negeri ini apa saja bisa terjadi
Untuk mendapatkan keadilan
Kalau perlu membeli

Yang hitam bisa menjadi putih
Yang putih pun begitu
Terhadap yang benar saja sewenang wenang
Apalagi yang salah

Sebenarnya ini cerita lama
Tapi nyatanya sampai kini
Masih sama

Banyak pengacara berjaya karenanya
Pengangguran banyak acara itulah dia
Tekak tekuk hukum sudah menahun
Pengadilan bagai sarang para penyamun

Hukum mudah dipermainkan
Pasal pasalnya mulur mungkrek
Sampai kapan ini berjalan
Kok semakin hari bertambah ruwet

Kalau mau menang harus punya uang
Yang bokek tak masuk hitungan

Ada hakim dilempar sepatu
Itu artinya tak mau dimadu

Yang gila lagi
Orang gila masuk persidangan

Punya pengacara yang juga gila

Hakimnya gila

Jaksanya gila

Jangan jangan semuanya sudah gila

Termasuk dokternya

Termasuk saya

Mungkin

Intormezo Lirik

Katanya malam sepi
Ternyata malam tak sepi
Malam katanya sama
Ternyata malam tak sama

Didesaku dikotamu
Memang ada malam
Dihatimu dihatiku
Malam memang ada

Namun malammu tak sama malamku
Namun hatimu tak sama hatiku
Pahamkah kau ceritaku tantang malam

Malam didesaku nyanyi jangkrik merdu
Malam dikotamu keluh kesah bertalu
Malam dihatiku tetap gelap tak terang
Malam dihatimu gelap jadi bumerang
Sukur...

Oh ya, disini jurang kita
Dalam...dalam teramat dalam
Seperti gelapnya malam

Di heningnya malam
Di redupnya sinar
Satu rembulan berjuta bintang

Ayun kaki membelah sepi
Iring angan hidup punya arti
Seorang lelaki coba sembunyi

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia

Hembus angin lewat
Belai tubuh penat
Seorang lelaki bergumul pekat

Bosan kadang singgah
Di jiwa yang lelah
Kadang ada jemu
Sekejap berlalu

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia
 
 

No comments:

JLS SOLIN ©2010 Blog Designed by Jls Solin

All Images Froom JlsSolinmikemana Anakpemulung Gelandangpengagguran YangGilatidakwarastidak