SOROTAN tajam terhadap hutan sering memuncul dengan berbagai variasi nada
Namun bobot kurang seimbang atara yang bernada sumbang dan bernada positif.
Apakah itu pertanda hutan kita sering sakit,ataukah telah muncul rasa kepedulian
Untuk itu sebaknya kita amati apa yang telah terjadi.
Apabila kita kaji lebih dalam,akan tampak sisi kekhwatiran yang timbul lebih banyak disebabkan oleh ketakutan terjadi kemerosotan fungsi hutan dalam menopang kepentingan hidup mereka.jika dugaan itu benar,sangatlah memprihatikan.sebab,bukanlah kepedulian atau cinta terhadap hutan,melainkan sebenernya hanyalah sifat egois yang berlebihan.
Hal ini mudah di buktikan, di antaranya berupa berbagai macam slogan penyelamatan lingkungan dengan bungkus halus bermacam kegiatan, namun pada akhirnya berubah pada makin sakitnya alam itu sendiri,
Dalam mengelola hutan, kita kalah jauh di bandingkan dengan para pendahulu, kita tahu dari cerita-cerita dan bukti sejarah, namun terkadang kita kurang tanggap.
Para pujangga begitu bijaknya mengatur alam, jiwa konservasi para pujangga terhadap alam sangatlah tinggi, alam harus di sahabati bukan di sakiti. Mereka tahu jika alam sudah marah, berarti bencana sulit di tanggulangi. Karena masyarakat waktu itu sangat sederhana, cara menyampaikan pesan konservasinya pun begitu arif, bukan berupa larangan dan ancaman
No comments:
Post a Comment